Senin, 20 Oktober 2014

Jenuhku

Adakah kesempatan itu datang, seperti dulu yang pernah aku rasakan, beginilah rasanya klo terus2an dirumah, terkurung, tanpa ada teman canda tawa, beginilah rasanya klo tingkat kejenuhan seseorang sudah memuncak, Oh Tuhan berilah hambaMu kesabaran, terkadang terlintas dikepalaKu andainya nanti aku mendapatkan pekerjaan tak akan kulepaskan lagi, apa pun yang terjadi padaku akan aku pertahankan,

Kuingin  punya penghasilan sendiri tanpa tergantung pada suami, klo punya penghasilan sendiri aku tak terlalu terbebani oleh keinginanku untuk memenuhi kebutuhanku, tapi klo sekarang aku harus berpikir apa yang terlebih dahulu harus dipenuhi, ada hal yang sangat membuatku trauma dalam meminta.

Andai saja kutau kalau seperti ini rasanya tak bekerja, tak akan kulepaskan pekerjaanku, andai saja aku tau sesulit ini untuk membeli baju lebaran, aku tak semudah dulu melepaskan pekerjaanku, aku akan berjuang walaupun harus mati, aku tak mau menjadi beban untuk suamiku, hanya itu yang ku mau,,

Wajarkah aku marah ketika aku meminta dengan nada lembut,,
Suami :  bang bolehkah aku beli baju lebaran (pertama kali minta beli baju sebagai seorang istri)
Istri    :  Apa.....(dengan nada tinggi dan sedikit membentak) dek......belum lagi persiapan THR untuk     anak-anak (maksudnya keponakannya) dan belum lagi kita bayar kontrakan, terkecuali kita punya anak, ada yang ngasih THR buat anak kita.
Istri   :  Aku langsung sedih mendengarnya (merajuk), aku sedih krn alasan dan nada kasarnya, aku seperti tak dianggapnya, malahan dia lebih memikirkan THR utk yang lain, padahal mereka lebih mampu dari kami, mereka beli pakaian dalam setahun berjuta2 dan menghabiskan untuk lebaran lebih dari berjuta2 untuk anaknya, tapi aku sebagai seorang istrinya membeli baju seharga 50 ribu saja belum tentu bisa dan dikabulkan suami, aku tak pernah melarang dia memberi, hanya saja aku seperti tak dianggap bagian dari hidupnya untuk mendapatkan kebahagiaan, kalau saja dia memberikan jawaban yang lembut dan tak menyinggung perasaanku, tak akan kupermasalakan, tidak dibelikan bajupun tak ada masalah bagiku sepanjang memang dia tak punya kemampuan,,,yang paling tak kusukai alasannya karena tak memiliki anak, aku tak suka dia mengharapkan THR dengan dalih rezeki anak, salahkah aku meminta seperti itu.


Sedih sekali melihat diriku sendiri, serasa tak berguna, dengan gelar S.Kom yang kudapat, kasian melihat orang tua ku, yang tak sempat kubahagiakan dengan hasil kerjaku, sedih rasanya melihat orang tuaku yang sudah membiayai kuliahku, banyak harta benda mereka yang terjual demi membiayai kuliahku, Ya Allah balaslah kebaikan dan kasih sayang orang tuaku yang dia berikan untukku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar